Panduan Gaya Hidup 2025: Genap Yang In & Out Versi Glamour
Panduan Gaya Hidup 2025: Genap Yang In & Out Versi Glamour

Panduan Gaya Hidup 2025: Genap Yang In & Out Versi Glamour

Panduan Gaya Hidup 2025: Genap Yang In & Out Versi Glamour

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Panduan Gaya Hidup 2025: Genap Yang In & Out Versi Glamour
Panduan Gaya Hidup 2025: Genap Yang In & Out Versi Glamour

Panduan Gaya Hidup 2025 menandai transisi menarik dalam dunia fashion. Jika beberapa tahun terakhir di penuhi oleh konsep “quiet luxury” yang minimalis dan klasik, tahun ini menunjukkan keberanian baru dalam berekspresi melalui busana. Majalah Glamour merilis daftar tren gaya hidup yang mencerminkan pergeseran besar antara apa yang “in” dan apa yang “out”, termasuk dalam ranah fashion.

Konsep “quiet luxury” yang sebelumnya di gemari karena kesan mewah yang tidak mencolok, mulai tergeser oleh streetwear ekspresif dan penuh warna. Desainer muda mulai banyak mengambil inspirasi dari budaya jalanan, seni grafiti, dan tren digital. Warna-warna cerah, motif besar, serta potongan oversized kembali menguasai runway, mencerminkan semangat baru pascapandemi yang lebih terbuka dan bebas.

Material ramah lingkungan tetap menjadi fokus, namun di padukan dengan siluet dan tekstur berani. Denim daur ulang, kulit vegan, dan bahan rajut berstruktur kini hadir dalam bentuk jaket statement, celana bervolume, hingga rok lipit yang unik. “Fashion bukan lagi tentang tampil sempurna, tapi tentang menceritakan siapa kamu melalui pakaianmu,” ujar salah satu editor fashion Glamour.

Apa yang mulai di anggap “out” adalah penampilan yang terlalu formal dan seragam. Setelan blazer monokrom, heels runcing, dan dress kaku kini mulai di tinggalkan oleh mereka yang lebih menyukai gaya hidup aktif dan adaptif. Sepatu sneakers bergaya futuristik, tas multifungsi, serta aksesori yang bisa di ubah bentuknya menjadi pilihan utama tahun ini.

Panduan Gaya Hidup 2025, tren fashion 2025 mengarah ke ekspresi diri yang lebih dinamis. Gaya personal lebih di hargai di banding mengikuti tren mentah-mentah. Era ini mendukung keberagaman bentuk tubuh, identitas gender, serta keberanian tampil berbeda, yang semuanya terangkum dalam tren “inclusivity is the new luxury”. Dengan demikian, fashion tahun ini menjadi lebih inklusif dan merayakan individualitas secara autentik.

Kecantikan Holistik Dan Skincare Fungsional Jadi Prioritas

Kecantikan Holistik Dan Skincare Fungsional Jadi Prioritas, Glamour mencatat bahwa 2025 menjadi tahun bangkitnya kecantikan holistik. Pendekatan yang menggabungkan perawatan fisik, mental, dan emosional menjadi standar baru dalam rutinitas kecantikan. Skincare bukan lagi semata tentang hasil instan, melainkan investasi jangka panjang terhadap kesehatan kulit dan keseimbangan tubuh secara keseluruhan.

Produk skincare fungsional berbasis bioteknologi dan bahan alami kini merajai pasar. Merek-merek besar dan indie berlomba menghadirkan formula yang tidak hanya merawat permukaan kulit, tetapi juga menyeimbangkan mikrobioma dan memperbaiki sel kulit dari dalam. Serum dengan fermentasi alami, pelembap dengan adaptogen, dan pembersih wajah berbasis prebiotik jadi produk andalan.

Tren “in” di tahun ini meliputi ritual perawatan berbasis mindfulness, seperti facial self-massage, aromaterapi, hingga journaling sebagai bagian dari rutinitas kecantikan. Penggunaan Gua Sha, roller batu alam, dan teknik lymphatic drainage mendapat sorotan besar karena manfaat ganda—menyehatkan sekaligus memberi ketenangan batin.

Sementara itu, tren “out” mencakup perawatan ekstrem seperti skin bleaching, filler berlebihan, dan prosedur kecantikan yang tidak mempertimbangkan kesehatan jangka panjang. Publik kini lebih sadar bahwa kecantikan sejati tidak bisa di dapatkan secara instan, melainkan melalui konsistensi dan gaya hidup sehat.

Selain itu, kecantikan tanpa gender juga makin populer. Kosmetik uniseks, skincare untuk semua jenis kulit, dan kampanye yang menyertakan beragam wajah dan latar belakang memperkuat pesan bahwa kecantikan adalah milik semua orang. Dengan demikian, tahun 2025 menjadi tonggak penting bagi industri kecantikan yang lebih inklusif dan bertanggung jawab.

Wellness Jadi Panduan Gaya Hidup 2025: Digital Detox Dan Slow Living Diminati

Wellness Jadi Panduan Gaya Hidup 2025: Digital Detox Dan Slow Living Diminati, gaya hidup sehat. Tidak lagi sekadar berarti berolahraga atau diet. Wellness telah berevolusi menjadi pendekatan menyeluruh terhadap kehidupan yang seimbang dan bermakna. Glamour menyebut wellness sebagai “mata uang sosial baru” di tahun 2025. Orang tak lagi membanggakan pencapaian kerja semata, tapi juga kualitas tidur, rutinitas pagi, dan waktu berkualitas tanpa gawai.

Digital detox menjadi bagian dari rutinitas penting banyak orang. Tidak hanya dengan mematikan ponsel di akhir pekan, tapi juga mengatur ulang pola konsumsi digital secara menyeluruh. Penggunaan aplikasi mindfulness, journaling digital, hingga pengingat waktu layar menjadi tren baru yang masuk ke kategori “in” tahun ini.

Slow living—gaya hidup yang menghargai proses, kehadiran penuh, dan keberlanjutan—makin di minati. Banyak yang mulai mengurangi konsumsi berlebihan dan menggantinya dengan rutinitas yang lebih sadar, seperti memasak dari bahan lokal, berkebun kecil di rumah, atau mendekorasi ulang ruang dengan prinsip minimalisme hangat.

Yoga, pilates, dan meditasi masih menjadi primadona, tetapi kini di lengkapi dengan tren spiritual modern seperti breathwork, sound healing, dan community circle yang memberi dukungan emosional. Orang-orang tidak hanya mencari tubuh yang fit, tapi juga jiwa yang tenteram.

Sebaliknya, budaya hustle yang glorifikasi kerja tanpa henti kini di anggap “out”. Orang mulai menyadari bahwa produktivitas tanpa keseimbangan hanya akan menghasilkan kelelahan kronis. Self-care tidak lagi di anggap kemewahan, tapi kebutuhan. Wellness bukan sekadar aktivitas tambahan, tapi gaya hidup utama.

Konsumsi Cerdas Dan Etika: Gaya Hidup Berkelanjutan Jadi Keunggulan

Konsumsi Cerdas Dan Etika: Gaya Hidup Berkelanjutan Jadi Keunggulan salah satu pilar utama gaya hidup “in” versi Glamour 2025 adalah konsumen yang cerdas dan beretika. Dalam era transparansi dan tanggung jawab sosial, apa yang kita beli, pakai, dan konsumsi menjadi cerminan nilai-nilai pribadi. Masyarakat kini semakin mempertanyakan asal-usul produk, dampaknya terhadap lingkungan, dan perlakuan terhadap tenaga kerja di baliknya.

Produk dengan label ramah lingkungan, vegan, cruelty-free, dan fair trade kini jadi primadona. Konsumen tak lagi tertarik hanya pada harga murah atau kemasan mewah, melainkan memilih berdasarkan nilai keberlanjutan dan etika produksi. Gaya hidup hemat plastik, pembelian barang preloved, serta preferensi terhadap brand lokal dan UMKM meningkat tajam.

Di bidang makanan, tren plant-based dan flexitarian tetap mendominasi. Orang mulai memilih menu berdasarkan jejak karbon dan nutrisi yang terkandung, bukan hanya selera. Restoran yang menyajikan makanan dari pertanian regeneratif atau yang mendukung petani lokal kini semakin dicari.

Gaya hidup hemat energi juga menjadi bagian dari gaya hidup stylish. Penggunaan panel surya untuk rumah tinggal, kendaraan listrik, serta rumah mungil dengan desain efisien kini dianggap sebagai bentuk gaya hidup modern yang bertanggung jawab. “Sustainability is the new sexy,” demikian salah satu headline Glamour edisi awal tahun.

Di sisi lain, gaya hidup konsumtif dan pamer barang-barang mewah dianggap tidak lagi relevan. Kultur flexing atau gaya hidup berlebihan di media sosial dinilai tidak empatik terhadap krisis iklim dan kesenjangan sosial. Di 2025, menjadi keren adalah menjadi sadar, bijak, dan peduli. Generasi baru ingin menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

Dengan tren-tren ini, Glamour menutup panduan gaya hidup 2025-nya dengan satu pesan: “Gaya hidup bukan soal mengikuti tren, tapi menciptakan dampak. Yang in adalah jadi otentik, sadar, dan bertanggung jawab. Yang out adalah hidup demi validasi semu” dengan Panduan Gaya Hidup 2025.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait