Rasuna Said: Tiang Monorel Di Bongkar, Pedestrian Di Perlebar
Rasuna Said: Tiang Monorel Di Bongkar, Pedestrian Di Perlebar

Rasuna Said: Tiang Monorel Di Bongkar, Pedestrian Di Perlebar

Rasuna Said: Tiang Monorel Di Bongkar, Pedestrian Di Perlebar

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Rasuna Said: Tiang Monorel Di Bongkar, Pedestrian Di Perlebar
Rasuna Said: Tiang Monorel Di Bongkar, Pedestrian Di Perlebar

Rasuna Said: Tiang Monorel Di Bongkar, Pedestrian Di Perlebar Yang Menjadi Perencaannya Untuk Lebih Nyaman. Selamat pagi, siang, atau malam, Jakarta! Sudah siapkah anda melihat perubahan besar di salah satu jalur protokol utama kota? Selama bertahun-tahun, siluet Jalan HR Rasuna Said di warnai oleh ‘monumen’ kegagalan masa lalu. Terlebih dengan tiang-tiang monorel yang mangkrak. Dan juga mematikan fungsi estetika serta ruang publik. Kemudian tiang-tiang beton ini telah lama menjadi pengganggu, menghalangi pandangan. Serta yang lebih penting, membatasi hak pejalan kaki. Kini, kabar baik datang! Era tiang monorel yang terbengkalai akhirnya berakhir. Tentu melalui sebuah langkah penataan kota yang ambisius. Maka tiang-tiang tersebut akan segera di bongkar total. Bukan sekadar di bersihkan, lahan yang di tinggalkan oleh proyek gagal ini akan di hidupkan kembali. Kemudian di ubah menjadi ruang yang benar-benar bermanfaat. Mari kita lihat bagaimana wajah barunya.

Mengenai ulasan tentang Rasuna Said: tiang monorel di bongkar, pedestrian di perlebar telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Status Dan Jumlah Tiang Monorel

Hal ini yang menjadi peninggalan proyek monorel Jakarta yang mangkrak sejak tahun 2007. Terlebih dengan tiang-tiang tersebut dulunya merupakan bagian. Tentunya dari rencana ambisius pembangunan transportasi massal di ibu kota. Namun proyek itu gagal di lanjutkan akibat persoalan teknis, finansial, dan hukum di antara pihak pelaksana. Serta termasuk PT Adhi Karya (Persero) yang menjadi kontraktor utama. Kini, deretan tiang tersebut berdiri tanpa fungsi di tengah jalur utama kawasan bisnis Jakarta Selatan. Maka akan menciptakan kesan kumuh dan mengganggu estetika kota. Secara hukum, kepemilikan tiang-tiang tersebut masih berada di bawah tanggung jawab PT Adhi Karya. Namun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengambil langkah serius. Tentunya untuk menuntaskan masalah ini. Gubernur DKI, Pramono Anung, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan konsultasi hukum. Serta dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) dan berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Rasuna Said: Tiang Monorel Di Bongkar, Pedestrian Di Perlebar Dalam Perencanaannya

Kemudian juga masih membahas Rasuna Said: Tiang Monorel Di Bongkar, Pedestrian Di Perlebar Dalam Perencanaannya. Dan fakta lainnya adalah:

Masalah Yang Di Timbulkan

Hal ini telah menimbulkan berbagai masalah serius sejak proyek tersebut mangkrak pada pertengahan tahun 2000-an. Proyek monorel yang gagal di lanjutkan meninggalkan puluhan tiang beton besar yang berdiri di tengah jalur utama. Dan dari waktu ke waktu menjadi simbol mangkraknya pembangunan kota. Serta masalah yang timbul dari keberadaan tiang-tiang ini bersifat fisik, estetika, sosial. Dan tata ruang, yang saling berhubungan. Serta yang dapat memengaruhi kualitas hidup warga serta wajah ibu kota. Secara fisik, tiang-tiang monorel yang tidak digunakan lagi menghambat efisiensi ruang jalan. Kemudian letaknya yang berada di median jalan. Dan beberapa titik persimpangan membuat lebar jalan berkurang. Sehingga memperparah kemacetan, terutama pada jam sibuk. Terlebih tiang-tiang tersebut juga menghalangi pandangan pengendara. Kemudian juga menambah risiko keselamatan. Dan juga membatasi ruang bagi kendaraan besar dan pejalan kaki.

Karena posisinya di salah satu koridor utama perkantoran Jakarta Selatan, keberadaan struktur beton besar ini berdampak langsung terhadap arus lalu lintas di kawasan Kuningan. Serta yang setiap hari padat oleh mobilitas pegawai, kendaraan umum, dan pengguna jalan pribadi. Dari segi estetika kota, deretan tiang monorel yang tidak terawat menciptakan pemandangan yang kumuh dan tidak sedap di pandang. Permukaannya banyak yang retak, berlumut. Kemudian di penuhi poster atau coretan. Kondisi ini kontras dengan citranya sebagai kawasan bisnis dan diplomatik. Terlebih yang seharusnya merepresentasikan wajah modern Jakarta. Banyak warga dan pengamat tata kota menilai tiang-tiang tersebut menjadi “bekas luka arsitektural”. Dan sisa proyek gagal yang menurunkan nilai visual kawasan. Hal ini juga berdampak pada citra kota di mata investor dan wisatawan. Karena menampilkan kesan ketidakteraturan dan ketidakpastian dalam pengelolaan proyek publik.

Transformasi Rasuna: Lahan Mangkrak Jadi Ruang Publik Nyaman

Selain itu, masih membahas Transformasi Rasuna: Lahan Mangkrak Jadi Ruang Publik Nyaman. Dan fakta lainnya adalah:

Masalah Yang Di Timbulkan

Permasalahan satu ini telah menimbulkan berbagai masalah multidimensi yang berdampak pada tata ruang, estetika, keamanan. Terlebih hingga sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Proyek monorel yang semula di harapkan menjadi solusi transportasi massal ibu kota. Namun justru berubah menjadi beban visual dan struktural akibat mangkraknya pembangunan. Secara fisik dan tata ruang, deretan sekitar 90 tiang beton besar yang berdiri di sepanjang jalur utamanya. Kemudian yang menghalangi fungsi jalan secara maksimal. Dan juga tiang-tiang tersebut menempati median dan beberapa bagian tepi jalan. Sehingga mengurangi kapasitas jalan untuk kendaraan umum dan pribadi. Akibatnya, arus lalu lintas di kawasan tersebut sering terhambat. Terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari. Selain itu, tiang-tiang besar itu menutupi sebagian pandangan pengemudi dan dapat menimbulkan risiko keselamatan.

Terutama pada malam hari ketika pencahayaan di sekitar area tidak memadai. Masalah lainnya adalah pada aspek estetika dan tata kota. Kawasannya di kenal sebagai salah satu koridor bisnis, perkantoran. Dan juga kedutaan besar di Jakarta Selatan yang semestinya mencerminkan wajah modern dan tertata rapi. Namun, keberadaan tiang monorel yang mangkrak menciptakan pemandangan yang tidak sedap di pandang. Bahkan disebut oleh banyak pihak sebagai “monumen kegagalan proyek transportasi Jakarta.” Tiang-tiang beton itu kini tampak kusam, retak. Kemudian yang di tumbuhi lumut. Sementara di sekitarnya muncul poster liar, iklan tidak resmi. Dan coretan vandalisme yang semakin memperburuk kesan visual kawasan. Selain itu, dampak sosial dan lingkungan juga tidak bisa di abaikan. Area di sekitar tiang yang tidak termanfaatkan dengan baik sering menjadi tempat pedagang kaki lima. Dan parkir liar, dan aktivitas tidak resmi lainnya. Kondisi ini menyebabkan kesemrawutan. Serta juga menurunkan kenyamanan pejalan kaki.

Transformasi Rasuna: Lahan Mangkrak Jadi Ruang Publik Nyaman Yang Segera Di Laksanakan

Kemudian juga masih membahas Transformasi Rasuna: Lahan Mangkrak Jadi Ruang Publik Nyaman Yang Segera Di Laksanakan. Dan fakta lainnya adalah:

Pilihan Pemanfaatan / Rencana Penataan

Hal ini menjadi salah satu langkah besar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tentunya dalam mengubah wajah kota yang selama ini di penuhi sisa proyek mangkrak. Serta menjadi ruang publik yang lebih fungsional dan estetis. Setelah bertahun-tahun tiang-tiang beton besar itu berdiri tanpa fungsi. Kemudian pemerintah akhirnya memutuskan untuk memanfaatkan lahan tersebut. Terlebihnya melalui proses pembongkaran dan revitalisasi total. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah pembongkaran seluruh tiang monorel yang jumlahnya di perkirakan mencapai sekitar 90 unit. Dan tiang-tiang tersebut merupakan peninggalan proyek transportasi yang gagal di lanjutkan sejak tahun 2007. Kemudian kini hanya menjadi penghalang di tengah jalur utamanya. Karena status kepemilikan tiang masih berada di bawah tanggung jawab PT Adhi Karya (Persero).

Serta Pemprov DKI lebih dulu melakukan konsultasi hukum dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Terlebihnya agar pembongkaran dapat dilakukan secara sah dan tidak menimbulkan sengketa di kemudian hari. Setelah semua izin dan rekomendasi hukum di peroleh. Maka pemerintah menargetkan proses pembongkaran di mulai pada awal tahun 2026. Setelah seluruh tiang di bersihkan, area tersebut akan di sulap menjadi jalur pedestrian modern yang ramah bagi pejalan kaki. Pemprov DKI berencana membangun trotoar lebar dengan desain yang lebih hijau, nyaman, dan tertata. Jalur pedestrian ini akan di lengkapi kanopi, penerangan modern. Serta jalur sepeda agar penggunaannya lebih optimal. Selain itu, kawasan ini juga akan di hubungkan dengan halte TransJakarta dan akses menuju stasiun LRT. Sehingga menciptakan koridor yang terintegrasi dengan sistem transportasi publik.

Jadi itu dia beberapa fakta mengenai tiang monorel di bongkar dan akan di jadikan pedestrian yang nyaman di Jl Rasuna Said.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait